Jumat, 30 Januari 2009

Mendahulukan Kepentingan Umum???

Dulu...ketika masih sekolah.... ada jargon, doktrin untuk mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan golongan... wuihh.... sangking pentingnya doktrin ini.... kalo pas ujian PMP dan istilah istilah lainnya (P4, PPKN, dll), dapat pilihan ganda, ini kadang menjadi pertanyaan yang sulit....Sekarang????Masihkah berlaku???Masihkah didoktrinkan?Masih efektifkah?Kalau melihat begitu banyaknya poster, baliho, bendera parpol dimana2, yang terasa mengganggu pemandangan umum, bahkan seringkali mengganggu pandangan jalan, menggunakan lahan hijau, pedestrian, dll...Risih gak sih?Jujur saja, Pilkada Jatim membuat saya terus berfikir, sebegitu pentingkah arti demokrasi sehingga begitu banyak menyedot banyak energi (didalamnya termasuk dana)???? Dana 1 Trilyun hanya untuk memilih gubernur????wuikkk.... 1 trilyun sama dengan SERIBU MILYAR!!!!Saya tidak akan menggiring pemikiran saya agar berandai2 jika dana itu digunakan untuk yang lain....PAD Jatim tahun 2008 sekitar 5,7 trilyun... berarti.... hampir seperlima tersedot untuk PILKADA.... pantes aja jalan2 rusak... sekolah2 ambruk ....ups!!!..... keceplosan!!!Alih2... setelah adanya putaran ke 3 sebagai babak tambahan masalah PILKADA bisa diterima, masih aja ada yang protes!!! Tidak dapat menerima hasilnya.... Uffh!!!!Dahi ini seringkali mengernyit... emang sih... mereka udah habis2an untuk kampanye, dll... tapi equal gak sih apa yang mereka ributkan tentang kejujuran , kemurnian pilkada, dengan apa yang mereka bisa hasilkan?Berapa kali lipat yang bisa mereka hasilkan nantinya dari apa yang dikorbankan saat ini!!!Beberapa hari setelah pilkada putaran ke-2 ... sempat diskusi dengan beberapa teman... tanya2 ttg kejadian2 di lapangan...Infonya ternyata juga luar biasa... ternyata... kalo mau jujur sebenarnya 2 kubu itu juga banyak melakukan pelanggaran dan kecurangan... ada TPS yang emang 1 kubu menguasai, sembarang orang disuruh nyoblos, di TPS lain kubu satunya....Gitu lah....Setelah putaran ke 3 sebagai tambahan... lha kok masih tidak puas!!!Wuihhhh!!!Moga2 aja tidak sampai ada pengerahan massa yang ujung2nya bentrokan...Kalo kita mau berfikir lurus2 aja... sebenarnya adalah wajar kalo warga desa, yang jauh dari kota, dengan (maaf) segala keterbelakangannya, kepolosan warga masyarakatnya, segala kultur/ budaya yang melekat didalamnya... mereka sangat patuh dengan aparat di desanya...Status Pamong Desa, Kepala Dusun, Kamituo, Kepala Desa, menjadi jujugan pertama mereka untuk bertanya...Dalam angan2 bodoh saya... ketika KAPOLDA menemukan orang yang masih belum berhak mencoblos karena masih dibawah umur tetapi memiliki kartu pemilih, maka dengan segala keluguannya dia akan bertanya kepada pamong desa, apa yang harus dilakukan...dan mungkin dia bingung denaan apa yang harus dipilih? maka diapun bertanya pada sang pamong...Dan mungkin dengan segala kepolosan pamong desa (karena sebagai orang desa pula) dia akan menyarankan satu pasangan....cmiiw... sekedar catatan.....

1 komentar:

sapimoto mengatakan...

Apakah ini sebuah posting ajakan untuk masuk dalam aliran golput??? Atau refleksi dari adanya sebuah kekecewaan yang hanya bisa "disalurkan" lewat media blog???

Usul, komentar mohon dibuka bukan hanya bagi pengguna blogger, supaya jaringan bisa makin luas.

Peringatan, awas pasang adsense di blog berbahasa lokal, bisa kena banned.